Senin, 31 Agustus 2009

Kepatuhan dalam pengobatan (Medication Compliance)

Yang dimaksud dengan medication compliance adalah mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter Anda pada waktu dan dosis yang tepat. Pengobatan hanya akan efektif apabila Anda mematuhi aturan dalam penggunaan obat. Misalnya, apabila dokter Anda meresepkan antibiotic yang diminum 3 kali sehari tiap kapsul/tablet, maka pastikan Anda mengkonsumsi antibiotic tersebut tiap 8 jam satu kapsul/tablet. Apabila ada anjuran untuk menghabiskan obat tersebut, maka Anda harus mengkonsumsi obat tersebut sampai habis.

Ada beberapa tips yang dapat kami sarankan untuk membantu Anda mengkonsumsi obat tepat pada waktunya, seperti :

1.


Menyesuaikan waktu minum obat dengan rutinitas Anda sehari-hari, misalnya pada pagi hari saat sarapan, siang hari saat makan siang, malam hari saat makan malam atau sebelum tidur.

2.


Pasang alarm pada jam-jam yang sama untuk mengingatkan Anda minum obat tepat pada waktunya.

3.


Gunakan pot-pot obat atau kantung-kantung obat dan isi dengan obat-obat yang harus diminum pada waktu yang sama, lalu beri label. Misalnya, apabila Anda mendapat resep obat seperti :

Obat A

:

3 kali sehari satu tablet

Obat B

:

2 kali sehari satu kapsul

Obat C

:

3 kali sehari satu tablet

Maka, masukkan ke dalam kantung obat :

Kantung 1

:

1 tablet A + 1 kapsul B + 1 tablet C, beri label PAGI

Kantung 2

:

1 tablet A dan 1 tablet B, beri label SIANG

Kantung 3

:

1 tablet A + 1 kapsul B + 1 tablet C, beri label MALAM

Dan seterusnya sampai semua obat terbagi sesuai waktu penggunaannya. Lalu simpan kantung-kantung tersebut dalam wadah yang mudah Anda jangkau ataupun Anda ketahui dengan tepat, misalnya di meja sebelah tempat tidur Anda.

4.


Penting untuk menyimpan obat-obatan yang harus Anda konsumsi di tempat yang Anda ketahui secara pasti, supaya Anda tidak harus menghabiskan waktu mencari-cari saat datangnya waktu minum obat.


Yang terpenting adalah jangan pernah menghentikan penggunaan obat atas keinginan Anda sendiri karena Anda merasa baikan. Pada kebanyakan kasus, penghentian pengobatan atas keinginan sendiri hanya akan menyebabkan Anda menderita sakit yang lebih parah di kemudian hari. Tanyakan dokter Anda apabila Anda memiliki berbagai pertanyaan tentang obat yang harus Anda minum. Dan jika Anda punya kesulitan mengingat waktu pengobatan atau Anda ketinggalan beberapa dosis, sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda atau dengan Apoteker. Dokter atau Apoteker kemungkinan dapat membantu menyederhanakan regimen pengobatan (jumlah obat yang harus diminum) atau menyarankan metode lain untuk membantu Anda mengingat waktu pengobatan Anda. Terakhir, jangan pernah menyembunyikan ketidakpatuhan Anda dari dokter atau orang yang merawat Anda.


sumber: mediasehat

Kamis, 20 Agustus 2009

Marhaban ya Ramadhan


Tips sehat, segar & bebas bau mulut selama berpuasa

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan yang disebut juga bulan puasa. Pada bulan Ramadhan ini, umat muslim diwajibkan untuk berpuasa tidak makan dan minum dari terbit fajar sampai tenggelam matahari.Banyak yang menggunakan alasan tubuh lemas karena kurang makan sehingga berakibat terhadap menurunnya produktivitas kerja sehari-hari. Dengan alasan tersebut, kemudian timbul perilaku tidak sehat yang dilakukan tanpa sadar dan menjadi kebiasaan selama berpuasa.
Agar tidak lemas, timbul kebiasaan makan sahur yang banyak dilanjutkan dengan makan berlebihan saat berbuka, kurangnya konsumsi buah-buahan dan sayuran, tidur seharian sampai tidak berolahraga. Akibatnya, tanpa disadari berat badan terus meningkat dan kondisi tubuh menjadi kurang fit.

SEHAT & SEGAR

Untuk menghindari kebiasaan kurang sehat, perlu pengaturan makan dan minum pada saat sahur atau berbuka puasa, agar tubuh kita tetap sehat dan segar sepanjang hari selama berpuasa.

Pada saat berpuasa bahan makanan penghasil energi utama seperti karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein yang masuk ke tubuh kita relatif tidak sebanyak hari-hari biasa.

Berikut ini beberapa tips khusus saat sahur dan berbuka puasa agar tubuh kita tetap sehat dan segar selama bulan puasa sehingga terhindar dari kebiasaan yang kurang sehat:

Saat Sahur:

  • Jangan lupa selalu mengkonsumsi makanan bergizi baik pada saat sahur atau berbuka puasa. Walau menu sederhana, yang penting mengandung lima unsur gizi lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
  • Agar Anda mampu menahan rasa lapar, perbanyaklah mengkonsumsi jenis makanan berserat yang banyak terdapat dalam sayur dan buah. Tubuh kita memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna makanan yang banyak mengandung serat.
  • Upayakan untuk mencegah dehidrasi tubuh dengan banyak minum air putih pada malam hari. Hal ini penting dilakukan, karena pada siang hari aktivitas kita cenderung banyak mengeluarkan keringat baik di luar ruangan atau ruang ber-AC.
  • Selain memperbanyak makanan berserat dan makanan yang mengandung protein, sebaiknya Anda juga menyediakan jenis makanan yang mengandung vitamin dan mineral serta makanan tambahan agar tubuh tetap segar bugar sepanjang hari.
  • Vitamin yang penting dikonsumsi setiap hari adalah vitamin A, B, dan C. Tapi kalau Anda sudah makan buah berwarna kuning atau merah, sayur berwarna hijau tua, kacang-kacangan, maka tak perlu khawatir kekurangan vitamin tersebut.
  • Bagi penderita sakit lambung makanan yang sebaiknya dihindari adalah ketan, mie, daging berlemak, ikan dan daging yang diawetkan, sayuran mentah, sayuran berserat, minuman yang mengandung soda, dan bumbu yang tajam (cuka, cabai, asam). Jenis makanan tersebut bisa menimbulkan gas yang berpengaruh meningkatkan produksi asam lambung.
  • Setelah makan sahur jangan langsung tidur. Tubuh memerlukan waktu untuk mencerna makanan.

Saat Berbuka:

  • Jangan langsung minum air dingin atau es, sebaliknya biasakanlah berbuka dengan minuman yang hangat. Perut yang kosong bisa menjadi kembung, bila Anda langsung berbuka puasa dengan air dingin, karena asam lambung dalam tubuh kita akan terbentuk semakin banyak.
  • Kemudian beristirahatlah kurang lebih satu jam sebelum menyantap hidangan berbuka yang telah dihidangkan. Tujuannya untuk memberikan keseimbangan terlebih dahulu pada pencernaan kita. Ingat, jangan mengkonsumsi makanan berlebihan dan makanan asinan.
  • Berbuka puasa hendaknya dilakukan secara bertahap dan tidak terburu-buru agar lambung tidak “kaget”. Dengan demikian kerja lambung tidak terlampau berat karena lambung membutuhkan ruangan kosong untuk mencerna makanan. Untuk meringankan kerja pencernaan, kunyah makanan dengan baik.
  • Bagi mereka yang berat badannya melebihi berat badan ideal, sebaiknya selama berpuasa pun tetap menghindari makanan yang tinggi kolesterolnya, misalnya lemak hewan, margarin, mentega. Selain itu, sebaiknya Anda menghindari makanan yang manis-manis, seperti dodol, sirup, cokelat, kue tar, es krim. “Selain lebih banyak mengkonsumsi sayur, buah, dan daging tanpa lemak, pengolahan makanannya pun sebaiknya jangan digoreng.”
  • Sedang bagi mereka yang terlalu kurus, selama berpuasa sebaiknya menambah porsi susunya dan menghindari makanan yang sulit dicerna seperti sayuran berserat kasar (daun singkong, daun pepaya).
  • Bagi mereka yang berusia lanjut, aturlah pola makan saat berbuka puasa juga secara bertahap. Makanlah jumlah yang lebih sedikit, namun dilakukan beberapa kali.
  • Setelah berbuka puasa jangan langsung tidur. Tubuh memerlukan waktu untuk mencerna makanan.

BEBAS BAU MULUT

Berpuasa berarti tidak ada asupan melalui mulut sehingga tidak jarang malah menyebabkan bau mulut. Bau mulut selama berpuasa memang terasa agak mengganggu. Apalagi ketika pekerjaan kita mengharuskan berinteraksi dengan orang banyak, kita pasti tidak mau ada rasa canggung karena bau mulut.

Jika kita tahu cara menyiasatinya, ternyata kita bisa menjalankan puasa tanpa bau mulut. Sebaiknya periksakan gigi secara teratur untuk membersihkan plak/karang gigi dan menjaga kesehatan gusi, sehingga selama berpuasa tidak akan terganggu oleh masalah mulut dan gigi.

Berikut ini beberapa tips agar terbebas dari bau mulut. Ayo kita coba dan buktikan!

  1. Hindari menyantap hidangan yang beraroma ‘aduhai’ seperti petai, jengkol, bawang mentah pada saat bersantap sahur.
  2. Selesai makan sahur, minum air putih banyak-banyak.
  3. Menggosok gigi dan menyikat lidah setelah makan dan menjelang tidur. Permukaan lidah yang tak rata memungkinkan adanya sisa makanan tersangkut di sana.
  4. Berkumur dengan larutan khusus (antiseptik) untuk menghilangkan bau mulut.
  5. Di lingkungan keluarga Arab ada kebiasan mengunyah sejumput adas manis sehabis makan. Setelah dikunyah dan disisip airnya, ampasnya dibuang. Aroma adas manis yang harumnya mirip aroma obat batuk benar-benar ‘pencuci mulut’ yang bisa diandalkan saat puasa.
  6. Sahur dengan menu sayuran tumis atau sayur bening dan ditutup dengan semangkuk buah segar.
  7. Air rebusan daun sirih dapat digunakan untuk berkumur setelah makan sahur. Air rebusan sirih berfungsi sebagai antibakteri penyebab bau mulut.

sumber: lawalangy's blog

Rabu, 12 Agustus 2009

PEMBAHASAN PERKEMBANGAN IPTEK

ALAT KESEHATAN DALAM RANGKA

BIMBINGAN, PENGENDALIAN DAN

PENGAWASAN ALAT KESEHATAN

DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA


Istilah alat kesehatan mempunyai arti yang sangat beragam dengan rentang jenis alat kesehatan yang luas pula, mulai dari spatel lidah sampai dengan mesin hemodialisa yang canggih. Seperti layaknya obat-obatan dan teknologi kesehatan lainnya, alat kesehatan ini sangat esensial bagi pelayanan pasien di rumah sakit dan sarana kesehatan dasar.

Alat kesehatan juga menduduki pengeluaran pemerintah yang cukup tingi. Menurut WHO, pada tahun 2000, diestimasikan terdapat 1.5 juta berbagai alat kesehatan yang tersedia di pasar dengan nilai nominal lebih dari US$ 145 milyar. Dengan inovasi dan perkembangan teknologi, alat kesehatan merupakan salah satu komoditi yang pertumbuhannya cukup tinggi dan pasar dunia memperhitungkan pada tahun 2006 nilai nominal peredaran alat kesehatan bisa lebih dari US$ 260 Milyar.

Ironisnya masih banyak Negara di dunia yang sulit mendapatkan alat kesehatan dengan mutu tinggi dan sesuai dengan kebutuhan epidemiologi dari negaranya maupun daerahya. Hal ini sering terjadi di negara berkembang dimana assessment teknologi kesehatannya sangat langka dan sangat sedikit pengendalian regulasi yang mampu mencegah penggunaan alat kesehatan substandard (tidak atau kurang memenuhi standard), hal ini tentu saja sangat merugikan bagi keselamatan pengguna/konsumen alat kesehatan.

Indonesia melalui Departemen Kesehatan dan pemerintah daerah mempunyai komitmen yang kuat untuk selalu memberikan masyarakat Indonesia pelayanan kesehatan yang terbaik, termasuk dalam hal produksi dan distribusi alat kesehatan.

Menurut definisi keputusan menteri kesehatan, Kepmenkes No. 922/MENKES/SK/X/2008 tentang Pedoman Teknis Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kab/Kota. Alat Kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin, alat untuk ditanamkan, reagen/produk diagnostic in vitro atau barang lain yang sejenis atau yang terkait kompone, bagian dan perlengkapannya:

a. Disebut dalam Farmakope Indonesia, Ekstra Farmakope Indonesia dan Formularium Nasional atau Suplemen dan/atau;

b. Digunakan untuk mendiagnosa penyakit, menyembuhkan, merawat, memulihkan, meringankan atau mencegah penyakit pada manusia dan/atau;

c. Dimaksudkan untuk mempengaruhi struktur tubuh manusia dan atau; dimaksud untuk menopang atau menunjang hidup atau mati; dimaksud untuk mencegah kehamilan dan atau; dimaksud untuk mencegah kehamilan dan atau; dimaksud untuk pensucihamaan alat kesehatan dan atau;

d. Dimaksud untuk mendiagnosa kondisi bukan penyakit yang dalam mencapai tujuan utamanya.

e. Memberikan informasi untuk maksud medis dengan cara pengukian in vitro terhadap spesimen yang dikeluarkan dari tubuh manusia dan tidak mencapai target dalam tubuh manusia secara farmakologis, imunologis, atau cara metabolisme tetapi mungkin membantu fungsi tersebut digunakan, diakui sebagai alat kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu pegetahuan dan teknologi.

Sedangkan Alat Kesehatan tertentu adalah alat kesehatan yang penyediaaanya dilakukan oleh pemerintah untuk menunjang pelaksanaan program kesehatan berskala nasional.

Mengingat Perkembangan Ilmu dan Teknologi dibidang alat kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang semakin lama dan pesat, maka dituntut agar pembuat kebijakan di pusat maupun daerah mampu dan mengerti mengenai perkembangan terbaru inovasi alat kesehatan dipasaran. Pertemuan yang dihadir pembuat kebijakan di pusat dan daerah ini diharapkan mampu memberikan bekal ilmu dalam memilih alat kesehatan yang bermutu tinggi dengan teknologi terbaru yang ada di dunia kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah.

Perkembangan teknologi terbaru dalam alat kesehatan yang dibahas antara lain:

1. Alat Kesehatan Hemodialisa

Pemaparan teknologi mesin Hemodialisa dengan metode HDF (Hemodiafiltration) dimana dalam satu mesin Hemodialisa darah mengalami proses hemodialisis dan Hemofiltration sekaligus.

2. Alat Kesehatan Diagnostic PCR (Polimerase Chain Reaction)

Pemaparan teknologi diagnostic molecular yang merupakan aplikasi biologi molekuler untuk analisa DNA dan RNA, yang mampu menyediakan pemeriksaan yang spesifik dan sensitif untuk memantu penyakit infeksi dan non-infeksi. Teknologi PCR dan Real Time PCR mampu mendeteksi:

A. penyakit infeksi dengan contoh:

· HIV RNA, HIV DNA, HBV DNA, HCV RNA, MTB DNA, CMV DNA, HPV DNA.

· Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, Herpes Virus, Tocoplasmosis.

· Sepsis (gram +/gram-/candida)

· Dengue, salmonella thyposa, enterovirus, Rotavirus, H5N1, H1N1, Legionella, polio viru, helicobacter pylori dan lain-lain.

B. Penyakit Non Infeksi

· Kolorektal cancer (k-ras dan Anti EGFR)

· Leukemia: Bcr-abl

· Thalasemia: Alfa dan beta-globin

· Breast Cancer: P53, Brca1 dan Brca2, PTEN, Progesteron reseptor, estrogen reseptor

· Cardiovaskular desease: Apo (a), Apo B. Apo E polimorfisme

· Thrombophilia: factor II G20210A and Factor V

· Metabolisme Obat: 2C9, 2D6, 2C19, CYP 450

3. Alat Kesehatan Catlab

Pemaparan alat kesehatan yang mendukung teknologi Cardiac Catherization yaitu kateter dengan ukuran yang sangat kecil (tube berongga) yang dimasukkan melalui arteri atau vena pangkal paha dan sampai melalui aorta jantung.

4. Prosedur Minimal Invasif Surgery/electro physiologi catheter

Pemaparan teknologi pembedahan minimal non invasive dengan menggunakan peralatan-peralatan endoskopi dan alat elektro physiology catheter.

5. Advanced Fluid Management and Safety System

Pemaparan mengenai teknologi dalam sistem cairan dan peralatannya seperti infusion pump dan syringe pump serta alat-alat habis pakainya seperti Infusion Set dan IV Catheter. Dibahas juga mengenai update terbaru cairan desinfektan topical .

6. Bahan Dermal Filler

Dermal filler adalah bahan atau produk yang disuntikan atau diletakkan pada jaringan dermis kulit. Augmentasi atau pengisian wajah diberikan dengan tujuan merekonstrruksi atau meningkatkan estetika wajah. Merupakan suatu hal yang wajar apabila seseorang berusaha mendapatkan augmentasi wajah untuk memperbaiki cacat akibat jerawat maupun garis wajah yang makin tampak, serta mengisi bagian wajah tertentu yang menderita kelainan oleh karena berbagai hal.

Beberrapa tahun terakhir, penelitian implant (filling) mengalami perkembangan pesat, produk yang ditawarkan untuk rejuvenasi (mempermuda) wajah harus memenuhi syarat sebagai berikut:

· Secara fisiologis dapat diterima dan sesuai dengan jaringan tubuh manusia

· Bebas dari berbagai komplikasi dan efek samping.

· Bersifat permanen, tidak mengalami pengurangan fungsi dengan berjalannya waktu.

· Mudah digunakan serta dapat dikerjakan secara cepat seperti pada penyuntikan obat.

Berbagai macam produk dermal filler dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

v Yang dapat Biodegradable (mudah menurun fungsi biologi), berasal dari lapisan kulit yang telah dimodifikasi:

· Kolagen

· Asam Hyarunidase

· Hydrioxyapatite

v Sintetik tapi bersifat biodegradable:

· CaHA (Calcium Hyroxylapatite)

· PLA (Polylactic acid)

· PVA (Polyvinyl alcohol)

· Expanded polytetraflouroethylene (ePTFE)

v Sintetik dan bersifat permanen pada jaringan kulit

· Silicone

· PMMA (polymethyl methacrylate)

· Polyacrylamide gel

· Polyalkylimide

· Poly L Lactic acid (PLLA)

v Autologous Implant (yang berasal dari diri sendir)

· Autologous sel lemak

· Autologous Kolagen

· Autologous sel fibroblast

· Autologous growth factor

·

7. Pengendalian Pestisida/Insektisida Domestik Terbaru

Pemaparan mengenai keberadaan hama di lingkungan permukiman berkaitan dengan proses berkembang-biak, proses mencari makan, proses berlindung atau proses beristirahat. Hama yang habitat perindukannya ada di luar bangunan permukiman (tetapi ada di sekitar bangunan itu) disebut bersifat “peridomestik”. Ia hanya masuk kedalam bangunan untuk mencari makan, sesudah itu kembali ke “sarang” atau tempat istirahatnya diluar bangunan. Di lain pihak, hama yang bersifat “domestik” berbiak, mencari makan maupun “bersarang” di dalam bangunan. Kedua kelompok hama ini menunjukkan sifat hidup serta prilaku yang berbeda, sehingga diperlukan strategi yang berbeda pula di dalam menghadapinya. Stadium apa yang akan disasar? Dimana dan kapan akan dilakukan tindakan? Tindakan apa saja yang tepat guna dan praktis? Kesemuanya ini dipertimbangkan dengan cermat, untuk kemudian disusun program pengendalian jangka pendek maupun jangka panjang, dengan melakukan inspeksi rutin untuk membuat evaluasi berkala.

Insektisida rumah tangga merupakan bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk mencegah, menolak, mengurangi/membunuh, menggangu perkembangan serangga hama di rumah dan pemukiman, bersifat kimiawi dan non kimiawi dan beracun terhadap serangga.

Insektisida rumah tangga telah berevolusi sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi di bidang perbekalan kesehatan rumah tangga. Dimulai dariproduk yang sederhana sampai dengan produk insektisida rumha tangga dengan teknologi mutakhir yang lebih efektif, nyaman dan aman. Jenis-jenis formulasi insektisida rumha tangga adalah sebagai berikut:

1. Padatan lingkar (mosquito colis-anti nyamuk bakar (ANB))

2. Cair /Liquid

3. Aerosol

4. Vaporizer

5. Passive Vaporizer

6. Umpan/Bait

7. Repellent

8. Alat Kesehatan Stent dan perkembangan Stem Cell

Pemaparan mengenai teknologi penggunaan stent jantung dan juga update terakhir mengenai perkembangan stem cell di dunia dan Indonesia.

Pertemuan pembahasan ini dlaksanakan di Hotel Lor In Solo, 3-5 Agustus 2009 dengan Kontributor narasumber dari berbagai Akademisi, perusahaan Alat kesehatan dan PKRT di Indonesia, antara lain:

· Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNS /RSUD Dr. Moewardi Surakarta

· PT. Enceval Mega Trading

· PT. Renalmed Tiara Utama

· PT. Roche Indonesia

· PT. Murti Indah (Toshiba)

· PT. B Braun Medical Indonesia

· PT. Kalbe Farma

· PT. Johnson&Johnson Indonesia

· Masyarakat Produsen Pestisida Rumah Tangga Indonesia (MP2RT)

Minggu, 09 Agustus 2009

PILOT PROJECT PELAYANAN FARMASI KLINIK DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT

DI RSUP TANJUNG UBAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU


Bidang Pelayanan kefarmasian sekarang ini masih belum memenuhi harapan, karena pelayanan kefarmasian masih lebih ditekankan pada penyiapan dan penyerahan obat. Apoteker terlihat masih bersifat pasif dalam memberikan informasi obat, karena pelayanan yang diberikan masih berorientasi pada komoditi obat.

Padahal paradigma pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser dari pelayanan obat (drug oriented) menjadi pelayanan pasien (patient oriented) dengan mengacu kepada Pharmaceutical Care. Adapun konsekuensi dari perubahan paradigma tersebut adalah apoteker harus mampu berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pasien maupun tenaga kesehatan lainnya. Selain itu apoteker juga dituntut untuk selalu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan pharmaceutical care .

Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang padat pengetahuan, padat modal, padat tenaga dan juga padat pasien. Keberadaan Pelayanan Informasi Obat (PIO) di rumah sakit saat ini sangat tepat mengingat hampir seluruh rumah sakit di provinsi dan kabupaten/kota melayani Askeskin. Dimana penggunaan obat (klaim kepada Depkes) merupakan komponen yang sangat strategis dan menyerap sebagian besar anggaran yang tersedia. Keberadaan PIO di rumah sakit merupakan salah satu sumbangsih peran Apoteker untuk melayani pasien.

Rumah sakit saat ini diharapkan dapat menyelenggarakan pelayanan kefarmasian dengan didasari oleh perundangan yang berlaku yaitu:

1. Ketentuan umum UU No 23 th 92 tentang kesehatan, pasal 1 ayat 13.

2. Kepmenkes No. 1197 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah sakit.

Dengan adanya perubahan paradigma pelayanan kefarmasian dari obat (Drug Oriented) ke pasien (Patient Oriented) mengharuskan terciptanya pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care) komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Apoteker hendaknya mampu memberikan informasi yang akurat, tidak bias dan terkini kepada sesama praktisi farmasi, tenaga kesehatan lain, pasien dan keluarga pasien.

Atas pertimbangan diatas, maka Departemen Kesehatan mencoba untuk memulai pelayanan kefarmasian melalui Pilot Project Pelayanan Farmasi Klinik dan Informasi Obat di beberapa Rumah Sakit Pemerintah baik itu di Tipe C maupun Tipe B di seluruh Indonesia.

Sejak tahun 2008 Pilot Project ini telah dilakukan, dan khusus untuk Provinsi Kepulauan Riau dimulai dengan Rumah Sakit Daerah Kota Batam di Batu Aji yang dipilih untuk memulai pelayanan farmasi klinik dan Informasi Obat.

Tahun 2009 dipilih pula Rumah Sakit Umum Provinsi di Tanjung Uban untuk memulai pelayanan farmasi klinik dan informasi obat.

Cara Pelaksanaan Pilot Project tersebut dilakukan sebagai berikut:

1. Metode Pelaksanaan

Dilaksanakan dengan cara diskusi interaktif, ceramah, dan praktek di lapangan. Yang di damping oleh Praktisi Farmasi Klinik dari RS Hasan Sadikin Jawa Barat dan Direktorat Farmasi Komunitas dan Klinik Depkes RI.

Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan, buku-buku referensi kefarmasian dari dan dalam luar negeri beserta perangkat pengolah data dibekali oleh Depkes RI untuk mempermudah jalannya pelayanan farmasi klinik dan PIO.

2. Tahapan Kegiatan

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan sebagai berikut:

· Persiapan Pelaksanaan: Pemilihan RS

· Pembekalan Pelaksanaan Pelayanan Farmasi Klinik dan PIO secara intensif di RS

· Laporan Pelaksanaan PP Farmasi Klinik dan PIO di RS

Metode Pelatihan




NO MATERI NARA SUMBER METODA
1 - Kebijakan DitBinfarkomnik Dalam Rangka Percepatan Penerapan Pelayanan Farmasi klinik di Rumah Sakit
- Farmasi Klinik Secara Umum
Dit. Farkomnik Kuliah /tanya jawab
2 Materi Farmasi Klinik :
- PIO
- Konseling
- Pemantauan Terapi Obat
- Lain-lain yang dibutuhkan
Rumah Sakit
Praktisi RS Kuliah & praktek di lapangan


Secara rutin setiap triwulan RSUP Tanjung Uban wajib melaporkan rencana tindaklanjutnya dan dipantau berkelanjutan agar Pelaksanaan Pilot Project Farmasi klinik dan pelayanan informasi obat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan.