Minggu, 15 Februari 2009

RAPAT KONSULTASI PROGRAM BINA KEFARMASIAN
DAN ALAT KESEHATAN
AKSELERASI PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN
DAN KETERSEDIAAN OBAT DAN ALKES YANG BERKUALITAS
(MATARAM, 12 – 15 PEBRUARI 2009)


Dengan akan segera berakhirnya RPJMN 2005 - 2009 maka perlunya dilakukan akselerasi peningkatan pelayanan kefarmasian dan ketersediaan obat, alat kesehatan yang berkualitas. Untuk itu dibutuhkan bentuk akselerasi kerjasama yang baik antara depkes dan Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kab/Kota), serta stakeholder lainnya. Kerjasama yang baik antar komponen diharapkan akan tercapainya suatu kondisi sinergis yang menghasilkan pencapaian sasaran program di tahun 2009.

Berikut adalah paparan hasil pencapaian program sampai dengan tahun 2008 dan diharapkan pada tahun 2009 seluruh target2 dapat tercapai.

SEKRETARIAT DITJEN BINFAR DAN ALKES

Tugas pokok:
Memberikan pelayanan Teknis dan administrasi Kepada semua unsur Di lingkungan direktorat jenderal

Kegiatan berdasarkan grand strategi :
Di setiap desa Tersedia cukup Obat esensial dan alat kesehatan dasar
Pengadaan obat dan vaksin

Perbandingan alokasi dana pusat & daerah Program obat dan perbekalan kesehatan


Realisasi dana pusat, dekonsentrasi & tugas perbantuan tahun 2006-2008


Rencana kegiatan tahun 2009
— Penyediaan obat dan vaksin
— Penyusunan suplemen farmakope indonesia dan farmakope herbal indonesia (bersama dit bina por)
— Penyusunan nspk bidang kefarmasian dan alat kesehatan

DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN

Sasaran program obat dan perbekalan kesehatan :
1. Ketersediaan obat esensial - generik di sarana pelayanan kesehatan = 95%
2. Anggaran obat esensial generik di sektor publik Rp.9.000,- per kapita pertahun


Capaian program
Biaya Obat Per kapita (dalam Rp.)




DIREKTORAT BINA PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

Tujuan Program POR :
Umum
Tercapainya penggunaan obat secara rasional di seluruh institusi pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta termasuk swamedikasi oleh masyarakat

Khusus
1. Tersusunnya berbagai kebijakan, pedoman, standar dan kriteria di sarana pelayanan kesehatan dalam rangka peningkatan por.
2. Terbentuknya jejaring por di tingkat pusat dan daerah.
3. Meningkatnya penggunaan obat esensial dan generik di pkd, rumah sakit dan masyarakat.
4. Berkurangnya penggunaan antibiotik yang tidak rasional di pelayanan kesehatan baik pkd dan rumah sakit.
5. Tersedianya database por dari berbagai sarana pelayanan kesehatan.
6. Meningkatnya pengetahuan provider dan masyarakat tentang penggunaan obat rasional.


Komite Farmasi dan Terapi (KFT) Di 25 rumah sakit propinsi tahun 2008



Kegiatan KFT selain penyusunan formularium



Special Access Scheme (SAS)



Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)



Pelatihan POR



DIREKTORAT BINA PRODIS ALKES

Indikator Kinerja
· 90 % alat kesehatan yang beredar memenuhi persyaratan
- Dibuat dengan cara pembuatan yang baik
- Mempunyai izin edar
- Sampling Produk di pasaran (PMS)

· 60 % iklan alat kesehatan memenuhi peryaratan (Permenkes386/menkes/SK/IV/1994)

Hasil pencapaian saat ini:
1. % alkes yang beredar memenuhi persyaratan = 80 %
2. % iklan alkes memenuhi persyaratan = 50 %


DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK

Hasil pencapaian:
Pilot project Yanfar di apotek:
Pelaksanaan Pilot Project di 3 prov (Sumut, DIY dan Bali) @ 10 apotek
Hasil :
Peningkatan mutu yanfar di apotek peserta PP (kehadiran, pelaksanaan PIO, konseling dan swamedikasi)
Kendala :
a. Masih ada pemilihan apotek yang belum sesuai kriteria
b. Peran pembinaan dan monitoring dari stakeholder belum maksimal
Rekomendasi :
a. Pemilihan apotek oleh Dinkes/ISFI harus sesuai kriteria
b. Peran stakeholder ditingkatkan

Pilot Project PIO di RS Tipe B dan C
Pra Kondisi sebelum PP: hanya ada satu RS yang melaksanakan PIO
Jumlah RS peserta PP PIO : RS Pemerintah tipe B : 8 Tipe C : 32
Hasil :
PIO dilaksanakan oleh RS peserta Pilot Project
Pilot Project PIO di RS mengakselerasi kegiatan pelayanan farmasi klinik lainnya (konseling, visite, dll)
Kendala:
a. Keterbatasan jumlah apoteker
b. Keterbatasan sarana dan prasarana
c. Peran pembinaan dan monitoring dari dinkes provinsi belum maksimal
Rekomendasi :
a. PP PIO dapat dikembangkan oleh masing-masing dinkes provinsi
b. PP PIO dapat dikembangkan menjadi PP Yanfarklin

Kegiatan 2009
a. Pilot project yanfarklin untuk 22 rs tipe b
b. Pusat pelayanan kefarmasian untuk penyakit tertentu
c. Pilot project yanfar di apotek di 3 prov (riau, kalbar, ntb) @ 10 apotek
d. Pilot project yanfar di puskesmas perawatan di 3 prov (jabar, jatim dan sulsel) @ 5 puskesmas
e. Pengembangan software pio
f. Pertemuan dengan perguruan tinggi tentang pola baru praktik profesi

Minggu, 08 Februari 2009

Laporan Tahunan 2008

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih dan karuniaNya Laporan Tahunan Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman Tahun 2008 dapat diselesaikan dengan baik. Tujuan penyusunan Laporan Tahunan ini adalah sebagai bahan evaluasi dan refleksi sekaligus mengidentifikasi permasalahan dan kendala atas kerja yang dilakukan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan di Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman selama tahun 2008.
Pembangunan di bidang obat dan perbekalan kesehatan bukanlah sesuatu yang instan karena untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan dalam program ini, segenap komponen harus memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan proses perencanaan strategis dan secara konsisten memperhatikan pelaksanaan, tujuan dan pencapaian sasaran program. Untuk itulah kami mencoba untuk mengkompilasi seluruh kegiatan kefarmasian.