Minggu, 29 November 2009

Waspada, Penyakit Bermunculan di Bulan Desember

Menjelang bulan Desember, penduduk Indonesia harus waspada terhadap serangan-serangan penyakit. Bulan ini dinilai menjadi waktu puncak pelepasan merkuri radikal yang berbahaya bagi kesehatan.

"Pada bulan Desember, matahari akan lebih dekat dengan daerah ekuator. Ini akan memicu pelepasan merkuri radikal yang berbahaya. Inilah yang terjadi di Indonesia," kata Kepala Balitbang Departemen Pertahanan Lilik Indrajaya dalam diskusi di Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup di Jakarta, Jumat (20/11).

Dalam diskusi bertema "Militer: Peran dan Tantangannya dalam Menghadapi Perubahan Iklim" itu, Lilik juga memaparkan sejumlah data yang selama ini menjadi bahan penelitian dalam lembaganya. Pelepasan merkuri ke alam bebas tadi merupakan salah satu bencana yang harus diwaspadai dalam perubahan iklim sekarang ini, selain soal gempa bumi, longsor tektonik, dan juga letusan gunung berapi.

"Merkuri radikal itu bisa memicu (timbulnya) virus, infeksi. Jadi, nanti banyak yang linu-linu. Makanya anak autis itu biasanya lahir bulan Agustus karena kehamilannya mulai Desember," tambah Lilik.

Perubahan iklim itu juga memengaruhi terjadinya pencairan es di kutub bumi dan dampaknya akan sangat terasa di negara khatulistiwa seperti Indonesia. Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengatakan, kenaikan suhu global dalam beberapa tahun mendatang dapat menaikkan muka air laut hingga 80 cm dan mengancam 30 juta penduduk tepi pantai.

"Yang mencair (es) di kutub, tapi karena gaya putar sentrifugal bumi, negara ekuator yang paling terasa karena permukaan airnya akan naik," papar Lilik.

Dalam diskusi itu, pakar hubungan internasional dari Institut Nautilus Australia, Richard Tanter, menekankan bahwa militer juga punya peran penting dalam upaya menghadapi perubahan iklim global. Selain berperan serta dalam upaya mitigasi bencana, militer dapat ikut andil dalam mengawal pelaksanaan rencana pemerintah dalam menghadapi perubahan iklim tersebut.

sumber: kompas.com

Rabu, 18 November 2009

pertemuan

PEMANTAPAN IMPLEMENTASI SISTEM PELAPORAN DINAMIKA OBAT PEDAGANG BESAR FARMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Batam, 7 November 2009


Awal tahun 2009 telah dimulai penerapan sistem pelaporan dinamika obat PBF, dimana PBF hanya melaporkan distribusi obatnya dalam bentuk file softcopy yang dikirimkan melalui email ke Dinas Kesehatan Provinsi Kepri bagian Farmamin, selanjutnya pihak Dinas Kesehatan yang akan meng-kompilasi data yang masuk dan dikirim ke Depkes RI. Dalam penerapannya masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi PBF bahkan masih ada PBF yang belum mengirimkan laporan sama sekali, untuk itulah pertemuan ini dilaksanakan agar masing-masing PBF lebih memahami sistem ini sehingga pelaporan selanjutnya dapat berjalan dengan baik dengan data yang lebih akurat dan dikirimkan tepat waktu.

Para peserta pertemuan ini adalah Asisten Apoteker Penanggung Jawab dan juga Kepala Cabang dari PBF se-Provinsi Kepulauan Riau.


Sebagai narasumber dari Depkes adalah Bapak Heri Radison dan Ibnu Fatih yang memberikan materi dan sekaligus membimbing dalam praktek penerapan sistem ini.

Pada kesempatan ini Ibu Meinarwaty, Sekretaris Dirjen Binfar & Alkes juga berkenan hadir sekaligus menyampaikan kebijakan-kebijakan (klik to view) yang berkaitan dengan sistem pelaporan dinamika obat ini, dan juga mengevaluasi/ absensi pbf (klik to view) yang mengirimkan laporan setiap triwulannya. Selain itu kami juga mengundang Bapak I Gde Nyoman Suandi, Kepala Balai Pengawas Obat & Makanan di Batam, yang menyampaikan “Arah Dan Kebijakan Pengawasan Serta Audit Pelaporan Pendistribusian Obat Di Pbf”(klik to view) dan “Penegakan Hukum Tindak Pidana Obat Dan Makanan” (klik to view).

Minggu, 08 November 2009

pertemuan

PEMANTAPAN IMPLEMENTASI SOFTWARE SISTEM PELAPORAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Batam, 5 – 7 November 2009


Sebagai tindak lanjut dari pertemuan “Review Pelaksanaan Sistem Pelaporan Narkotika Dan Psikotropika” yang diadakan oleh Depkes RI beberapa waktu lalu, maka Dinas Kesehatan Provinsi Kepri mengundang Pengelola Data SIPNAP dan Kepala Seksi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau untuk mensosialisasikan beberapa perubahan dalam penerapan software SIPNAP.

Pertemuan ini dibuka oleh Dr. Agus Rahman, M.Epid, selaku Kepala Bidang Yankes & Farmamin Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yang sekaligus juga memberikan bimbingan dan arahannya.

Sebagai narasumber dari Depkes adalah Bapak Heri Radison dan Monang Nainggolan yang memberikan materi dan membimbing dalam praktek penggunaan software SIPNAP.

Ada beberapa permasalahan umum sipnap yang dihadapi Kabupaten/Kota, antara lain:

Tidak ter-instalnya software sipnap dengan baik.

Penguasaan software belum paripurna

Hambatan koneksi internet

Sosialisasi software SIPNAP ke unit pelayanan belum berjalan secara optimal


Setelah pertemuan ini diharapkan semua permasalahan diatas

dapat teratasi dan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan lebih mudah dalam penggunaan software SIPNAP ini sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pengisian formatnya dan dapat mengirimkan laporan tepat waktu.