Rabu, 05 Agustus 2009

Imunisasi, Investasi Masa Depan

Agar anak terhindar dari penularan penyakit berbahaya, anak wajib mendapat imunisasi. Orangtua juga tak perlu khawatir terhadap efek samping dari imunisasi.

"Imunisasi merupakan investasi bagi masa depan anak," ujar Prof Dr dr Sri Rezeki, SpA dalam acara temu media yang diadakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di Jakarta, Rabu (22/7). "Dengan imunisasi kita ingin menyehatkan anak-anak, bukannya membuat sakit anak yang sehat," tambahnya.

Imunisasi adalah pemberian vaksin agar tubuh memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu. Vaksin merangsang kekebalan tubuh yang nantinya akan melawan kuman penyakit.

"Kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu biasanya didapatkan setelah terserang penyakit tersebut. Namun dengan imunisasi, Anda tidak perlu sakit terlebih dahulu untuk mendapatkan kekebalan tubuh karena imunisasi meniru penyakit itu," papar dokter yang menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas Imunisasi IDAI.

Anak-anak merupakan pihak yang paling rentan terhadap penyakit. Untunglah kini setidaknya sudah ada 15 vaksin yang dapat mencegah penyakit, seperti kanker hati dengan vaksin hepatitis B, kanker serviks dengan vaksin human papiloma virus, pneumonia dengan vaksin pneumokokus, rubela dengan vaksin rubela, dan tuberkulosis dengan vaksin BCG.

Mengenai kekhawatiran sebagian masyarakat terhadap efek samping dari vaksin, Sri meyakinkan bahwa semua vaksin yang beredar telah melewati berbagai uji coba sehingga aman.

"Pernah ada kasus di mana ada seorang anak yang kulitnya gosong setelah diberikan imunisasi. Ternyata setelah diteliti, imunisasi bukanlah penyebab terjadinya hal tersebut, melainkan obat lain yang diberikan oleh ibunya," jelasnya.

Selain mencegah penyakit, vaksin juga penting untuk mencegah penularan penyakit dari bayi ke orang lain sehingga terjadi penurunan angka kejadian penyakit dan kelak menghilangkan penyakit tersebut.

Dari sisi manfaat ekonomis, vaksin berperan dalam mengurangi biaya pengobatan, perawatan rumah sakit, dan kunjungan ke dokter.

sumber: kompas

Tidak ada komentar: