Rabu, 30 September 2009

Bijak dalam menggunakan obat

Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas atau tidak membutuhkan resep dokter. Obat bebas cukup aman dikonsumsi bila mengikuti aturan pakai dan dosis yang tercantum dalam kemasan. Anda juga harus memastikan apakah obat bebas tersebut benar-benar obat bebas yang aman, bukan obat yang membutuhkan resep dokter tetapi dapat dibeli secara bebas.

Sesuaikan obat yang akan dikonsumsi dengan penyakit yang diderita. Misalnya, saat Anda batuk, perhatikan apakah batuk tersebut termasuk jenis batuk kering atau batuk berdahak. Batuk kering biasanya disebabkan karena adanya iritasi. Sedangkan batuk berdahak karena masuknya virus atau bakteri sehingga tubuh mengeluarkan lendir untuk melawannya.

Atau bila Anda menderita flu, dapat dideteksi apakah flu disebabkan virus atau bakteri. Flu yang disebabkan virus biasanya mengeluarkan cairan encer yang sebenarnya bisa disembuhkan dengan cukup beristirahat, minum banyak air, dan makan makanan bergizi dan mengandung vitamin khususnya vitamin C, tanpa perlu mengkonsumsi obat. Sebaliknya, bila cairan kental berarti flu disebabkan oleh bakteri yang perlu diatasi dengan mengkonsumsi obat atau dengan pergi ke dokter untuk mendapatkan antibiotik.

Anda perlu mengetahui apa kandungan yang terdapat dalam obat bebas dan memastikan agar Anda atau orang yang akan mengkonsumsi obat tersebut tidak memiliki alergi terhadap kandungan obat. Hindari mengkonsumsi kandungan tertentu dari obat dikonsumsi dengan dosis dua kali lipat atau lebih. Hal ini dimungkinkan apabila seseorang mengkonsumsi obat flu dan obat sakit kepala bersamaan sehingga kandungan parasetamol yang terdapat dalam kedua obat tersebut masuk ke tubuh dengan dosis ganda.

Berikut ini tabel kandungan yang umumnya terdapat dalam obat bebas dan kegunaannya.

Obat untuk Penyakit

Kandungan dalam Obat

Manfaat

Flu atauPilek

Parasetamol
(Asetaminofen)

Penurun panas (antipiretik) dan meredakan nyeri otot dan sendi (amalgesik)

Klorpeniramin atau Difenhidramin atau Feniramin atau Tripolidin
(Antihistamin)

Mengatasi alergi dan meredakan bersin.

Pseudoefedrin atau Efedrin atau Fenilefrin atau Fenilpropanolamin
(Dekongestan)

Melegakan tenggorokan dan melonggarkan saluran pernapasan dengan cara mengurangi lendir.

Batuk Kering

Dextromethorpan
(DMP)

Meredakan batuk kering.

Parasetamol

Menurunkan panas dan meredakan nyeri otot dan sendi.

Dextromethorphan
(Antitusif)

Meredakan refleks batuk secara langsung dengan cara menekan pusat batuk baik yang berada di sumsum sambungan (medulla) atau pada pusat saraf (otak).

Batuk Berdahak

Guaifenesin dan garam ammonium guaicol
(Ekspetoran)

Mengeluarkan cairan encer sehingga dahak menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan.

Ambroxol dan Bromexin
(Mukolitik)

Mengurangi kekentalan cairan lendir.

Sakit KepalaatauPusing

Parasetamol atau Asam Mefenamat atau Asam Asetil Salisilat

Menurunkan panas dan meredakan nyeri otot dan sendi.

Sakit Lambungatau SakitMaag

Aluminium hidroksida dan Magnesium Hidroksida

Mengurangi nyeri lambung dengan menetralkan asam lambung.

Diare

Attapulgite dan Pectin

Mengurangi pergerakan usus.


Efek samping yang dapat terjadi bila kelebihan dosis (over dosis) obat adalah nyeri lambung, jantung berdebar, gelisah, kejang atau hilang kesadaran. Dampak terburuknya dapat mengakibatkan kematian.

Antibiotik

Bila Anda tidak kunjung sembuh setelah mengkonsumsi obat bebas, sebaiknya Anda segera pergi ke dokter agar dapat diberikan obat yang tepat. Untuk penyakit yang menyangkut infeksi, umumnya dokter akan memberikan antibiotik, walaupun dalam banyak kasus ada yang dapat disembuhkan tanpa mengkonsumsi antibiotik. Maka, tidak ada salahnya Anda menanyakan jenis serta kegunaan obat yang diberikan dokter.

Antibiotik yang dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka pendek dapat menyebabkan alergi seperti gatal-gatal, nyeri lambung, mual atau bengkak pada bibir, kelopak mata, dan bagian tubuh lainnya. Dampak lainnya adalah bakteri menjadi kebal, sehingga apabila bakteri yang sama menyerang tubuh diperlukan antibiotik dengan dosis yang lebih banyak atau antibiotik yang lebih berat untuk melawannya.

Karena itu jika Anda sakit tidak terlalu parah, sebaiknya hindari penggunaan antibiotik, karena dapat membuat bakteri dalam tubuh lebih kebal. Di negara-negara maju, penggunaan antibiotik dibatasi dan tidak mudah diberikan kepada pasien. Dokter biasanya akan memberikan resep dengan obat non antibiotik kecuali kondisi infeksi atau penyakit pada pasien sudah tergolong parah.

Gunakan obat dengan bijak, dan rasakan manfaatnya. Sebaiknya Anda menjaga kondisi kesehatan tubuh Anda. Namun jika Anda sakit, gunakan dan pilihlah obat dengan tepat. Semoga cepat sembuh!

Sumber: http:// kumpulan.info

Kamis, 24 September 2009

Agar Terhindar dari Obat Palsu


Di luar peliknya masalah obat palsu, setidaknya beberapa langkah berikut bisa kita lakukan agar terhindar dari obat palsu, sebagaimana dipaparkan oleh Ketua Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Mohamad Dani Pratomo, berikut ini:


- Sampaikan pada dokter jika tak ada kemajuan setelah minum obat.
- Belilah obat hanya di apotek, terutama untuk obat dengan resep dokter.

- Saat menerima obat, dianjurkan bertemu langsung dengan apotekernya untuk minta penjelasan mengenai obat tersebut. Bila perlu minta pula nomor telepon si apoteker sehingga kalau ada kecurigaan/keraguan mengenai obat tersebut, bisa segera minta penjelasannya.

- Perhatikan keutuhan kemasan, apakah masih tersegel dengan baik atau tidak. Jangan terima kalau sudah cacat.

- Cermati pula kebersihan kemasan. Langkah ini perlu dilakukan mengingat tidak sedikit obat palsu yang bersumber dari obat-obat kadaluarsa dan obat-obat yang sudah dibuang di tempat sampah kemudian dibersihkan lagi sementara penanda berupa tanggal kadaluarsa dihapus atau diganti.

- Cermati label pada kemasan yang berisi keterangan mengenai nama obat, nama produsen, batch code number, tanggal kadaluarsa, tanggal produksi, dan nomor registrasi yang terdiri atas 15 digit (contoh DTL7217206637B1), serta Nomor Izin Edar (NIE) dari Badan POM.

- Bandingkan harganya. Jika harga obat jauh lebih murah dari harga lazimnya untuk produk yang sama, tak ada salahnya waspada meski ini tak bisa selalu dijadikan patokan.

- Musnahkan segera obat sisa atau obat kadaluarsa dengan cara menghancurkannya dan merusak kemasannya, agar tidak dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

sumber : kompas


Senin, 14 September 2009

Idul fitri


Rabu, 09 September 2009

REVIEW PELAKSANAAN SISTEM PELAPORAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA DAN SISTEM PELAPORAN DINAMIKA OBAT PEDAGANG BESAR FARMASI REGIONAL I

(Bandung, 6 s.d 8 September 2009)

SISTEM PELAPORAN PENGGUNAAN SEDIAAN JADI NARKOTIKA & PSIKOTROPIKA SECARA NASIONAL
(PELAPORAN ON LINE)

PERMASALAHAN UMUM SIPNAP

Tidak ter-instalnya software sipnap dengan baik.

Penguasaan software belum paripurna

Hambatan koneksi internet

Sosialisasi software SIPNAP ke unit pelayanan & Kab/Kota belum berjalan secara optimal

SISTEM PELAPORAN PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) SECARA NASIONAL

ANALISA LAPORAN PBF

  1. Pada Triwulan II Tahun 2009 terdapat 221 PBF (7,92%) yang melaporkan aktivitas distribusi obatnya dengan menggunakan Aplikasi Sistem Pelaporan PBF dari 2.790 PBF yang ada di seluruh Indonesia.
  2. Jumlah PBF yang melapor tersebar di 16 Provinsi sementara 17 Provinsi lainnya belum melapor.
  3. Dari 221 PBF yang melapor telah terdistribusi 6.775 item obat ke unit Pelayanan Kesehatan dengan nilai Rp.2.177.288.688.696, dengan komposisi distribusi sbb:

a. Rumah Sakit Rp. 397.682.463.210 (18,27%)

b. Apotek Rp. 965.570.220.638 (44,35%)

c. Antar PBF Rp. 357.724.185.685 (16,43%)

d. Pemerintah (diluar RS pemerintah) Rp. 8.958.228.161 ( 0,41%)

e. Swasta (Diluar RS Swasta, Apotek dan PBF Rp. 67.910.673.913 ( 3,12%)

f. Lain-lain Rp.379.442.917.089 ( 17,43%)

PERMASALAHAN UMUM SISTEM PELAPORAN PBF

Permasalahan Tingkat PBF…

Belum seluruh PBF melaporkan aktivitas distribusi obatnya menggunakan Software PBF

Terjadi Perubahan/penambahan/pengurangan kolom pada file laporan.xls

Terdapat 2 atau lebih obat-obat dengan kode obat (farmalkes id) yang sama

Perbedaan format tanggal

Satuan obat yang dilaporkan dan HET tidak dalam satuan terkecil

( pieces )

File txt masih menggunakan header ( judul kolom )

PermasalahanTingkat Dinkes Provinsi…

Belum seluruh Provinsi mengaplikasikan Software PBF

Sebagian Provinsi belum mensosialisasikan software pelaporan PBF ke seluruh PBF yang ada di provinsinya

SDM Dinas Kesehatan Provinsi belum seluruhnya menguasai Software Pelaporan PBF

Dengan diadakannya REVIEW Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika dan Sistem Pelaporan PBF DIHARAPKAN Seluruh Provinsi Menerapkan dan melaporkan TEPAT WAKTU Sehingga Kepatuhan melapor MENINGKAT

MASALAH DAN PENYELESAIAN

Masalah Laporan PBF

Ø FIle laporan tidak berbentuk file text ( tab delimited )

Ø Pada file txt masih terdapat header ( judul kolom )

Ø Format kolom laporan berubah / bertambah / berkurang

Ø Kolom pbf_id tidak diisi / hanya diisi satu baris

Ø Ada beberapa obat dengan farmalkes_id yang sama

Ø Format tanggal berbeda

>>> data tidak dapat diimport

Ø Kolom transaksi (awal, masuk, keluar, stok akhir) tidak diisi

Ø Kolom transaksi tidak dalam satuan terkecil ( pieces )

Ø Hasil perhitungan stok akhir tidak benar

Ø HET tidak dalam satuan terkecil ( pieces )

>>> Pada saat di stok, obat berwarna merah


Penyelesaian Masalah PBF

Diperbaiki petugas Dinas Provinsi

Ø FIle laporan tidak berbentuk file text ( tab delimited )

Ø Pada file txt masih terdapat header ( judul kolom )

Ø Format kolom laporan berubah / bertambah / berkurang

Ø Kolom pbf_id tidak diisi / hanya diisi satu baris

Ø Ada beberapa obat dengan farmalkes_id yang sama

Ø Format tanggal berbeda

1. Buka file menggunakan excel... Klik kanan file, pilih microsoft excel

2. Perbaiki laporan sesuai format standar

3. Jika file sudah dalam txt, pilih save, pada kotak pesan pilih yes

4. Jika file masih dalam xls, pilih save as, pada kotak pesan pilih yes lalu OK

5. Tutup file, pada kotak pesan pilih yes


Dikembalikan kepada PBF

Ø Kolom transaksi (awal, masuk, keluar, stok akhir) tidak diisi

Ø Kolom transaksi tidak dalam satuan terkecil ( pieces )

Ø Hasil perhitungan stok akhir tidak benar

Ø HET tidak dalam satuan terkecil ( pieces )


Penyelesaian Masalah Dinas Provinsi

Pada Import Data

  1. Hapus data import menggunakan tombol delete
  2. Ulangi proses import dengan data yang telah diperbaiki

Pada Stok opname

Jika stok belum di simpan...

- Tutup tampilan stok opname

- Hapus data import dengan memilih pbf, tahun dan periode laporan terlebih dulu

- Ulangi proses import kemudian ulangi proses stok

Jika stok sudah di simpan...

- Hapus data stok menggunakan tombol delete dengan memilih pbf, tahun dan periode laporan terlebih dulu, kemudian simpan

- Ulangi proses log penerimaan, import data dan kemudian ulangi proses stok

Minggu, 06 September 2009

Berobat yang Efisien

Ada hal-hal yang harus kita pahami agar berobat makin efisien. Sebab, sakit tidak selalu mahal.

1. Tidak semua obat manjur
Biasanya obat sudah memberi efek setelah beberapa kali minum. Bila ini tidak terjadi, Anda berhak bertanya ke dokter yang memeriksa.

2. Tidak semua resep harus kita terima
Dalam menulis resep, dokter beracuan pada dua hal. Pertama, memberi obat pereda gejala. Kedua, memberi pokok yang menuntaskan penyebab sakit. Jika kita tahan dengan keluhan pilek yang menyertai flu, silakan tolak jenis obat yang pertama. Yang lebih diperlukan adalah obat pokoknya.

3. Curiga jika diberi obat terlalu banyak
Kita patut bertanya jika dokter menulis resep sangat panjang, sebab ada dokter yang memberi banyak obat karena ragu dengan diagnosisnya. Resep berlebih dapat menyebabkan iatrogenic. Artinya pasien tambah sakit karena diagnosis tidak tepat.

4. Apotek tidak berhak menukar resep
Adakalanya apotek menukar obat yang tidak sesuai dengan resep tanpa konfirmasi. Mungkin persediaan obatnya terbatas. Ini menyalahi kode etik. Kalau ingin menukar obat, sebaiknya bertanya dulu ke dokter.

5. Tidak semua obat harus dihabiskan
Tanyakan ke dokter, perlu atau tidak kita mengonsumsi obat sampai habis. Lalu, apakah obat bisa digunakan lagi jika suatu hari menderita sakit yagn sama. Obat jenis pereda gejala biasanya tak perlu dihabiskan.

6. Cek harga lewat internet
Beberapa apotek sudah memiliki situs sendiri. Di situs itu kita bisa membandingkan harga atau belanja online. Beberapa situs yang bisa Anda kunjungi yaitu www.kimiafarmaapotek.com dan www.apotik-tempo.com.

Sumber:
Kompas