Minggu, 06 September 2009

Berobat yang Efisien

Ada hal-hal yang harus kita pahami agar berobat makin efisien. Sebab, sakit tidak selalu mahal.

1. Tidak semua obat manjur
Biasanya obat sudah memberi efek setelah beberapa kali minum. Bila ini tidak terjadi, Anda berhak bertanya ke dokter yang memeriksa.

2. Tidak semua resep harus kita terima
Dalam menulis resep, dokter beracuan pada dua hal. Pertama, memberi obat pereda gejala. Kedua, memberi pokok yang menuntaskan penyebab sakit. Jika kita tahan dengan keluhan pilek yang menyertai flu, silakan tolak jenis obat yang pertama. Yang lebih diperlukan adalah obat pokoknya.

3. Curiga jika diberi obat terlalu banyak
Kita patut bertanya jika dokter menulis resep sangat panjang, sebab ada dokter yang memberi banyak obat karena ragu dengan diagnosisnya. Resep berlebih dapat menyebabkan iatrogenic. Artinya pasien tambah sakit karena diagnosis tidak tepat.

4. Apotek tidak berhak menukar resep
Adakalanya apotek menukar obat yang tidak sesuai dengan resep tanpa konfirmasi. Mungkin persediaan obatnya terbatas. Ini menyalahi kode etik. Kalau ingin menukar obat, sebaiknya bertanya dulu ke dokter.

5. Tidak semua obat harus dihabiskan
Tanyakan ke dokter, perlu atau tidak kita mengonsumsi obat sampai habis. Lalu, apakah obat bisa digunakan lagi jika suatu hari menderita sakit yagn sama. Obat jenis pereda gejala biasanya tak perlu dihabiskan.

6. Cek harga lewat internet
Beberapa apotek sudah memiliki situs sendiri. Di situs itu kita bisa membandingkan harga atau belanja online. Beberapa situs yang bisa Anda kunjungi yaitu www.kimiafarmaapotek.com dan www.apotik-tempo.com.

Sumber:
Kompas

Tidak ada komentar: